sistem perekonomian di indonesia

Jumat, 12 Maret 2010 06.40 Diposting oleh ......Windy astuti.....

sistem perekonomian di indonesia . saya mencoba memberikan suatu pandangan tentang kondisi ekonomi Indonesia, berdasarkan rangkuman beberapa analisis di televisi. Jika bicara ekonomi, jangan hanya ekonomi makro saja atau mikro saja, keduanya adalah bagaikan dua sisi mata uang atau antara telur dan ayam, tidak bisa diperdebatkan atau mana yang harus didahulukan. Kondisi sekarang pasca krismon maka yg terpenting adalah pengendalian ekonomi makro sebagai fundamental utama yang menyangkut keterlibatan Indonesia dalam trend ekonomi dunia, pemerintah berupaya menargetkan pertumbuhan ekonomi sampai pada 7% pada tahun 2014. Untuk pengendalian pertumbuhan ekonomi, maka pemerintah harus berupaya meningkatkan devisa negara hingga pada level aman, dan sekarang ini cadangan devisa Indonesia dalam posisi aman (menurut keterangan Sri Mulyani). Jika cadangan devisa kita melampaui level aman satu contoh cina, maka kecenderungan fluktuasi mata uang rupiah tidak signifikan artinya pergerakan rupiah hanya pada level 1 atau 2 digit, hal ini terjadi karena pemerintah dapat mendikte pergerakan pasar rupiah di Valas, dengan bermain valas untuk mengendalikan rupiahperekonomian indonesia itu sangat amat tergantung dari perekonomian amerika karena negara itu adalah tujuan utama produk2 ekspor kita, sekarang amerika lagi mengalami resesi ekonomi, makanya sby cuma berani mematok pertumbuhan ekonomi kita utk taun 2010 cuma sebesar 5%(sangat kecil sekali) tapi sby telah bersikap realistis dan saya pribadi mendukung keputusan dia walau saya tdk memilih dia waktu pilpres kemarin/golput.

Pada tingkat mikro, jika rupiah bergerak stabil, maka bank akan mempertimbangkan penurunan suku bunga sehingga sektor riil akan bergairah dan dapat menyerap tenaga kerja. Asumsi ini dapat terajadi jika faktor kondusifitas dalam negeri dapat berjalan dengan baik, seperti tidak adanya aksi teroris, regulasi pemerintah yang meringankan investor, krisis global, tidak ada bencana alam yang fatal, dan banyak hal/faktor ex yang mempengaruhi. Pengaruh dari desentralisasi/otonomi daerah juga sangat mempengaruhi mikro ekonomi bisa ke arah positif atau negatif tergantung pemda dalam menjalankan praktek Good Governance sehingga pemda benar2 memiliki andil dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, satu contoh tentang Askeskin. Itikad pusat memberikan askeskin adalah bukti kepedulian pusat dalam mengurangi angka kemiskinan (orang miskin tidak perlu keluar biaya pengobatan), namun banyak pemerintah daerah apatis dalam pendistribusian askeskin sehingga salah berpeluang salah sasaran. Karena dalam askeskin tidak ada proyek buat pejabat bupati dan kroninya, nah inilah salah satu tugas dari masyarakat untuk memilih pemimpin di daerahnya benar-benar orang yang empati dan peduli, tapi otonomi daerah membuat Indonesia terjebak dalam primordialisme dan sibuk ber KKN ria

Apa yang sebenarnya terjadi sehingga Indonesia mau keluar dari anggota OPEC? Hasil rangkuman saya adalah


1. Karena jumlah produksi kita di bawah kuota yang di harapkan yaitu -/+ 800 ribu barrel perhari.


2. Bayar uang keanggotaan per tahun ke Organisasi sekitar Rp. 2,1 triliun/tahunnya.


3. Akibat dari kurangnya produksi, pendapat Indonesia di organisasi tersebut kurang di perhitungkan.


4. Menghemat pos pengeluaran sehingga dapat menyelamatkan anggaran negara yang membengkak.


5. Indonesia untuk itu mengalami defisit karena mengimpor lebih banyak minyak daripada ekspor.

Memang nyata kalau sekarang ini makin banyak perkembangan tentang pemahaman sistem ekonomi Indonesia. Hal ini menyebabkan terbentuknya suatu pandangan bahwa di Indonesia sekarang ini mengikuti sistem ekonomi kapitalisme barat. Menurut pendapat kelompok kami, seharusnya tidak perlu muncul pandangan bahwa Indonesia kini meninggalkan sistem sosialistik dan berkiblat menjadi sistem kapitalisme barat. Hal ini sangat bertolak belakang dengan ideologi Pancasila dan kerakyatan yang selama ini Negara kita anut. Lebih tepatnya jika Indonesia menganut sistem sosial demokratis yang dirasa lebih mampu mengorganisir kondisi suatu Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia ini dengan sedikit lebih baik. Kami setuju dengan pendapat mengenai tidak perlunya muncul fenomena kapitalisme vs sosialisme karena masing-masing sistem memiliki keunggulan dan kekurangan. Globalisasi yang sianggap berperangai sebagai kapitalisme, menurut kami memang lah sangat parah. Yang kami lihat justru karena globalisasi yang menjunjung pasar bebasnya membuat jurang kesejangan sosial antara kaum kuat dan kaum lemah semakin besar/lebar. Kami juga setuju atas tujuan kita yang adalah pembangunan nasional, namun juga tidak mengabaikan tanggung jawab global.

Menurut landasan sistem ekonomi Indonesia berdasarkan butir-butir yang berasal dari pasal-pasal UUDS tentang hak milik yang berfungsi sosial dan kebebasan memilih jenis pekerjaan, kami menyatakan ketidak setujuan karena hal ini walaupun hal ini bersifat sosial namun tidak adil rasanya jika pihak-pihak yang tidak bekerja keras atau berperan juga ikut merasakan hasil jerih payah pihak lain yang bekerja keras. Sedangkan menurut Pancasila sila yang ke-5 yaitu “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” tidak dapat dijadikan dalih untuk menetapkan hak milik berfungsi sosial. Hal tersebut justru akan menimbulakn makin banyak muncul pihak-pihak yang bermalas-malasan dan tidak berusaha karena merasa hidup mereka ditanggung orang banyak. Namun perlu ditegaskan bahwa bukan berarti kita sebagai warga Negara sebangsa setanah air tidak diperbolehkan untuk saling tolong dan bergotong royong, asal disesuaikan saja dan tidak sampai terjadi yang namanya “aji mumpung”.


Sementara saran-saran yang kira-kira mungkin dapat membantu perekonomian Indonesia adalah:


1. Membekukan sementara waktu perdagangan berjangka komoditas Nasional di bursa untuk menghindari kenaikan harga pangan seperti India.


2. Memproduksi lebih banyak bahan bakar gas & minyak dalam negeri baik dengan atau tanpa bantuan asing


3. Nasionalisasi perusahaan Asing produksi minyak dan gas bukanlah pilihan terbaik mengingat beberapa kondisi.


4. Perbanyak mengundang investor asing untuk membantu membangun dalam negeri tentunya dengan peraturan hukum yang menguntungkan kedua belah pihak.


5. Produksi minyak dalam negeri dengan bantuan perusahaan asing dengan tujuan utama memenuhi kebutuhan nasional dengan harga yang di patok dari dalam negeri untuk sekian barrel setelah itu, sisanya dapat di jual oleh perusahaan asing yang ada di Indonesia sesuai dengan harga pasar internasional.


6. Pemerintah harus mampu memastikan kondisi yang kondusif.


7. Menghapus subsidi BBM untuk menyelamatkan anggaran negara.


8. Mengurangi pengganguran dengan memberlakukan jam kerja yang pendek bagi karyawan yang satu untuk karyawan yang lain untuk pekerjaan yang sama seperti Perancis.


Melihat kondisi perekonomian dunia yang semakin memburuk akibat naiknya harga komoditas di barengi dengan kenaikan harga bahan bakar minyak mentah dunia mengakibatkan rakyat miskin semakin terhimpit. Dalam kesempatan ini, saya mau menyumbang beberapa pendapat yang mungkin dapat di gunakan untuk membantu menyelamatkan krisis yang terjadi di Indonesia.


Poin-poin itu antara lain:


1. Jangan menaikkan harga bahan bakar industri melainkan menaikkan harga bahan bakar untuk penggunaan konsumsi rumah tangga. Hal ini dapat di gunakan untuk mengurangi biaya produksi industri sehingga pada ujung-ujungnya walaupun terjadi kenaikan harga tidak akan terlalu tinggi mengingat harga komoditas juga ikut meroket sekarang.


2. Penggunaan konsumsi untuk rumah tangga di sosialisasikan untuk di alihkan lebih banyak menggunakan kendaraan umum. Dengan satu kondisi bahwa penerapan harga untuk kendaraan umum tidak mengalami kenaikan harga. Dan sementara itu pemerintah harus berani menjamin keselamatan pengguna kendaraan umum.


3. Untuk mencegah adanya oknum yang menyalurkan bahan bakar industri(di subsidi) kepada pengguna rumah tangga(non subsidi), di perlukannya pengawasan yang ketat.


4. Mungkin ini juga salah satu saran, untuk sementara ini bahan-bahan komoditas pangan jangan di ekspor terlebih dahulu melainkan memastikan kebutuhan dalam negeri di cukupi. Hal ini di sinyalir, bahan-bahan komoditas terutama jagung atau biji jarak itu di gunakan entah untuk memproduksi ataupun uji coba bahan bakar biofuel.


5. Mungkin ada baiknya pemerintah dari seluruh dunia untuk menggalakan penanaman pangan hibrida yang mampu menghasilkan lebih banyak dalam waktu yang jauh lebih singkat tentunya dengan kualitas yang sesuai.


Perekonomian Indonesia saat ini adalah no.3 baik setelah India, Cina. Ketika berguncangnya perekonomian dunia dan masih terasa sampai saat ini, Indonesia masih dapat bertahan dibandingkan negara-negara Asia lainnya termasuk Jepang.
Terguncang hebat ekonominya Amerika Serikat membuat banyak negara-negara didunia lainnya ikut ter-seok2, termasuk Indonesia, tetapi Indonesia masih jauh lebih baik dari negara-negara lainnya.

0 Response to "sistem perekonomian di indonesia"

Posting Komentar