Penerbit : GagasMedia
Pengarang : Nonier
Namun, semua perasaan itu harus luluh lantak ketika Janu memutuskan untuk bertunangan dengan Sasa—seorang model terkenal. Dan, lagi-lagi Denia harus meredam perasaannya ketika ia diminta untuk menghadiri pesta pertunangan Janu.
Di saat itulah, kesedihan Denia tertangkap lensa kamera. Hal ini diketahui secara tidak sengaja oleh Saka—cowok menyebalkan yang kebetulan satu kereta dengan Denia saat ia berangkat menuju Jakarta.
Sejak saat itu, secara tidak sengaja Saka mulai memasuki kehidupan Denia. Dengan gayanya yang menjengkelkan dan kejam, cowok itu mampu membuat Denia naik darah setiap kali bertemu dengannya. Saka yang mengetahui perasaan Denia terhadap Janu, mengancam akan memberitahukan kebenaran itu kepada Sasa.
Sayangnya, ancaman itu benar-benar terjadi meski pada kenyataannya bukan Saka yang membeberkan rahasia tersebut. Keadaan pun menjadi runyam. Sasa begitu marah terhadap Denia, Janu merasa terkejut dengan pengakuan Denia, dan Denia merasa kesal karena rahasianya itu akhirnya terbongkar juga.
Seiring dengan adanya kejadian itu, kondisi makin tidak menyenangkan. Meski Denia sudah berupaya melupakan Janu, Sasa tetap saja menerornya. Bahkan, Sasa mengatakan penyebab putusnya pertunangan mereka karena Denia.
Tidak hanya itu, Janu pun baru menyadari perasaan terpendam yang ia miliki terhadap Denia. Dan di saat cinta Denia akan segera terbalas, kenapa ada ganjalan untuk merasa bahagia dengan orang yang dulu pernah dicintainya? Lantas, apakah desir yang terasa di dadanya saat Denia berada di dekat Saka merupakan percikan rasa cinta walau ia merasa sebal jika bertemu dengan cowok itu?
Cerita dalam novel Dia karya Nonier yang diterbitkan GagasMedia ini adalah cerita tentang kejujuran hati terhadap perasaan yang kita miliki. Orang yang kita cintai tak akan pernah tahu jika kita tidak mengatakannya. Ketika semua sudah terlambat, hanya penyesalan dan nyeri di dada yang akan terasa. Dengan mengatakan apa yang kita rasakan, setidaknya kesempatan untuk menggapai kebahagiaan bisa terwujud.
*stories about the honesty of the heart to the feelings we have. Our loved ones will never know if we tell them. When all was too late, only regret and pain in the chest that will be felt. By saying what we feel, at least the opportunity to achieve happiness can be realized.*
22 November 2015 pukul 21.25
Halo, Windy, makasih udah posting DIA.
Eh, awal Desember 2015 novel baruku rilis lho, judulnya LOVE LETTER AND LEUSER, terbitan Gramedia. Semoga kamu suka :)